
Lingkungan Yayasan Kebangsaan Banyak Masalah, Program Pendidikan Jadi Misi Utama Cabup Egi?
LAMSELNEWS.COM, Lampung
Selatan – Munculnya persoalan terkait aksi
kekerasan fisik dan perundungan yang dialami salah satu siswa SMA
Kebangsaan di Lampung Selatan, menjadi tanda tanya publik.
Pasalnya, program pendidikan adalah salah satu
misi utama calon bupati (Cabup) Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama selaku Ketua Harian Yayasan Insan
Cendikia Sekolah Kebangsaan sekaligus menantu Menteri Perdagangan RI yang juga Pendiri
SMA Kebangsaan.
“Pendidikan adalah salah satu program prioritas saya ketika
terpilih menjadi Bupati Lampung Selatan,” kata Radityo Egi Pratama dikutip dari laman detiksumbagsel (detik.com).
“Ini merupakan awal dari janji-janji
saya terhadap masyarakat agar dunia pendidikan di Lampung Selatan ke depannya bisa lebih baik dan maju,
karena anak-anak ini nantinya merupakan bibit calon-calon penerus kita,” tegas Egi
sapaan Radityo Egi Pratama.
Namun faktanya,
seorang pelajar di SMA Kebangsaan yang notabene dibawah Yayasan Insan Cendikia Sekolah Kebangsaan diduga mengalami
kekerasan fisik dan perundungan yang terjadi pada 9 September 2024 sekitar
pukul 21.30 WIB
di toilet aula lingkungan sekolah tersebut.
Seperti diketahui,
pelajar yang
mengalami kekerasan fisik dan perundungan tersebut berinisial B. Korban merupakan warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan
Katibung, Lampung Selatan.
Orang tua korban,
sebut saja E mengatakan, bahwa anaknya mengalami kekerasan
fisik dan perundungan oleh seniornya yang bersekolah di SMA Kebangsaan. Aksi tidak terpuji itu dilakukan kakak
kelas korban di toilet sekolah yang dilakukan oleh sekitar
kurang lebih 10 orang.
”Dengan alasan yang tidak masuk akal yang mana, hanya gara-gara rambut tidak rapih dan
pakaian seragam tidak sesuai,
anak saya disiksa oleh para seniornya,” kata E kepada wartawan Sabtu, 14 September 2024.
Ironisnya,
perlakuan terhadap siswa itu diduga diketahui oleh pihak guru dan pihak sekolah. Namun tidak ada tindakan yang dilakukan.
“Guru-guru
disana kan tahu, ketika
belajar anak saya memar-memar dan pecah mulut. Kenapa dibiarkan, semestinya kan ditanya,” tegas orang tua
korban.
Karena kejadian
itu, mental korban terganggu. Pihak orang tua pun telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Lampung Selatan.
Sementara, Kepala SMA Kebangsaan Wempy Prastomo Bhakti
membenarkan kejadian itu. Dia menjelaskan, persitiwa dugaan perundungan itu
berawal saat kakak kelas menegur korban di kantin sekolah. Karena tidak terima ditegur, memicu emosi kakak kelas hingga
terjadi pemukulan.
“Jadi
pada saat di kantin, mungkin
ada perilaku juniornya yang tidak berkenan ditegur. Kakak kelasnya yang merasa senior masih
remaja tidak dapat mengendalikan emosinya
hingga terjadi aksi pemukulan,” kata
Wempy dilansir
dari akun instagram lampunggehnews.
Terpisah,
Kapolres Lampung
Selatan AKBP Yusriandi
Yusrin membenarkan adanya laporan dugaan perundungan tersebut. Pihaknya akan memanggil saksi-saksi pada Selasa 17 September esok untuk dimintai keterangan
terkait dugaan perundungan tersebut.
Hal itu berdasarkan
Surat Laporan Polisi Nomor: LP/
B/323/IX/2024/SPKT/RESLAMSEL/POLDA LAMPUNG, Korban “B” pada 13 September telah
melaporkan tindak pidana pengeroyokan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 170
KUHP/Pidana.
Dalam
LP tersebut “B” warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan pada tanggal yang sama, 13 September 2024 datang dan berobat
ke RSUD Dr. H. Bob Bazar,
SKM.
Saat
dikonfirmasi wartawan,
dr. Rosnilawati melalui
pesan singkat WhatsApp-nya
membenarkan bahwa “B” telah datang dan berobat ke RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM.
“Ya,” jawab dr. Rosnilawati singkat, melalui pesan WhatsApp, Sabtu, 14 September
2024.
Ditanya
mengengai hasil visum, dr. Rosnilawati menyampaikan, bahwa yang mengeluarkan hasil
visum tersebut adalah dokter forensik, hasil yang
ambil pihak kepolisian.
Sementara Kanit
Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lampung Selatan, Ipda Suyitno mengatakan, bahwa LP
tersebut belum ada di mejanya.
“Belum, belum ada di mejaku,” kata Ipda Suyitno saat dihubungi melalui
pesan singkat WhatsApp.
Sementara itu, Kepala SMA Kebangsaan, Wempy Prastomo Bhakti saat
dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, meski dengan tanda terkirim
namun tidak direspon. Begitu juga saat dihubungi melalui sambungan telepon, tak
dijawab. (*)